MAN 1 KOTA MALANG IKUTI FGD “KIAT-KIAT PEMBELAJARAN JARAK JAUH PADA RA/MADRASAH DI JAWA TIMUR”

MAN 1 KOTA MALANG IKUTI FGD “KIAT-KIAT PEMBELAJARAN JARAK JAUH PADA RA/MADRASAH DI JAWA TIMUR”

     Malang (MAN 1 Kota Malang). Pandemi covid-19 masuk ke Indonesia sekitar bulan Maret 2020, hal itu menyebabkan adanya penyesuaian terhadap berbagai aspek kegiatan, termasuk kegiatan belajar mengajar. Guna menghindari penyebaran virus covid-19, sesuai dengan Permendikbud Nomor 719/P/2020 yaitu tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus, maka perlu diadakannya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Tentu saja peraturan itu tidak serta merta berjalan dengan lancar, ada beberapa sekolah yang memiliki kendala atau bahkan belum mampu melaksanakan PJJ. Karena dalam pelaksanaan PJJ setiap unsur sekolah baik itu guru, siswa, orang tua siswa, dan lingkungan harus ramah dengan teknologi.

     Kenyataan di lapangan tidak semua mampu untuk mengakses dan memakai teknologi dalam upaya pembelajaran jarak jauh (PJJ). Oleh karenanya Kemenag Jawa Timur  mengadakan zoom meeting pada Rabu, 28 Juli 2021 dengan tema ”Diskusi Kiat-kiat Pembelajaran Jarak Jauh pada RA/Madrasah di Jawa Timur”. Acara tersebut turut dihadiri oleh Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Jawa Timur, Drs. Samsuri M.Pd, Kepala Seksi Kurikulum Kesiswaan, Dr. Sugio M.Pd., Kasi Penma kabupaten dan kota se-Jawa Timur, perwakilan pengurus Pokjawas se-Jawa Timur, perwakilan pengungurus KK RA, KKM MI, MTs, MA Provinsi Jawa timur, pengawas se-kabupaten/kota se-Jawa Timur, serta kepala RA,MI MTS MA se-Jawa Timur. Termasuk MAN 1 Kota Malang ikut berpartisipasi dalam forum diskusi tersebut. Dalam zoom meeting tersebut mengundang 6 koresponden secara acak guna mengungkapkan kendala dan solusi selama pelaksanaan PJJ. Koresponden tersebut yaitu, (1) Indah Listianingsih dari MI PSM DOSI Magetan, (2) Yudhi Hermawan, S.Pdi. dari MI Nurul Hidayah Sumenep, (3) Nur Rakhim dari MTs. NU Menara Bawean Gresik, (4) M. Arifin dari MTs. Ma’arif Sudimoro  Pacitan, (5) Rofi dari Mts. Al-Ishlah Muncar Banyuwangi, dan (6) Sutirjo dari MTs. Negeri 6 Malang.

     Dari pemaparan keenam koresponden tersebut, beberapa kendala yang terjadi di antaranya, (1) adanya keraguan dari wali murid yang beranggapan tidak mungkin terlaksananya PJJ, (2) letak geografis, yang menyebabkan sulitnya device menangkap signal, (3) kemampuan ekonomi orang tua siswa menengah kebawah, sehingga tidak semua siswa memiliki dan mampu membeli gawai atau laptop, dan (4) jauhnya jarak rumah siswa dengan sekolah yang menyebabkan ketidak mungkinan siswa mengumpulkan tugas atau mengambil tugas secara luring. Berdasarkan kendala-kendala tersebut, masing-masing madrasah memiliki solusi untuk mengatasinya, (1) melaksanakan pembelajaran melalui WA Grup, baik itu dalam proses penyampaian materi maupun menyampaian dan pengumpulan tugas, (2) meberikan imbauan kepada siswa untuk bisa belajar bersama dengan satu gawai, (2) membentuk guru piket untuk standby di sekolah guna menghimpun pengumpulan tugas-tugas siswa secara luring, (3) membentuk guru piket untuk berada di pos-pos atau daerah-daerah yang telah ditentukan madrasah guna melakukan pembelajaran luring sesuai dengan kelompok belajarnya dengan tetap menjaga prokes, dan (4) menggunakan aplikasi-aplikasi pembelajaran yang sudah disediakan oleh kemenag seperti e-learning atau media lainnya.

     Harapannya, semoga pandemi covid-19 segera berakhir dan pembelajaran kembali normal seperti sebelum pandemi sehingga siswa yang saat ini memiliki kendala dalam PJJ bisa kembali mendapatkan akses pendidikan secara wajar dan normal, dan akhirnya dapat menyerap dan memperoleh ilmu secara optimal.(Humas)