KISAH INSPIRATIF HAFIZAH 30 JUZ SISWA MAN 1 KOTA MALANG, FINA ALISA QOTRUNNADA

KISAH INSPIRATIF HAFIZAH 30 JUZ SISWA MAN 1 KOTA MALANG, FINA ALISA QOTRUNNADA

     Malang (MAN 1 Kota Malang). Guru siapa yang tidak bangga jika memiliki murid seorang Hafidzah. Orang tua mana yang tidak bahagia, jika memiliki anak sorang penghafal Al-Qur’an. Demikian pula MAN 1 Kota Malang sebagai sebuah lembaga tentu sangat bangga terhadap para lulusannya yang hafal Al-Qur’an. Salah satu lulusan MAN 1 Kota Malang yang meraih prestasi sebagai Hafidzah 30 juz adalah Fina Alisa Qotrunnada dari kelas XII Agama. Lebih membanggakan lagi ananda Fina Alisa Qotrunnada ini meraih prestasi tahfidz dalam waktu yang singkat, yaitu selama 3 tahun sewaktu ananda menempuh studi di MAN 1 Kota Malang. Berikut ini kami sampaikan kisah inspiratif dari perjuangan ananda dalam meraih prestasi sebagai seorang Hafizah.

     Saya, Fina Alisa Qotrunnada, salah satu siswi kelas XII jurusan Agama MAN 1 Kota Malang. Saya akan melanjutkan kuliah di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang jurusan Bahasa dan Sastra Arab. Saya berasal dari Gresik, anak kedua dari tiga bersaudara yang merupakan putri dari Drs. Zainul Arifin dan Nur Hidayati, S.Pd.I. Semasa bersekolah di MAN 1 Kota Malang, saya tinggal di Ma’had Darul Hikmah yang merupakan ma’had/asrama sekolah yang tidak seluruh siswa MAGESA (Madrasah Aliyah Negeri Satu) tinggal di sana.

    Alhamdulillah di bulan Maret lalu, saya telah menyelesaikan hafalan 30 juz dengan proses yang menurut saya cukup panjang. Di awal kelas X, saya mempunyai hafalan yang masih sedikit, itupun memulainya setelah melaksanakan Ujian Nasional di kelas IX. Saya mengikuti program tahfiz di ma’had maupun di madrasah. Kedua program tersebut sangat membantu dalam mewujudkan harapan dan tujuan saya.

     Berawal dari rasa minder yang muncul ketika melihat teman-teman lulusan pesantren sudah membawa banyak hafalan dari pesantren mereka masing-masing. Namun, hal itu tidak mematahkan semangat untuk memulai hafalan saya. Program tahfiz ma’had dilakukan setiap Senin sampai Jumat setelah salat subuh berjama’ah. Dengan menahan rasa kantuk, semua santri tahfiz wajib menyetorkan hafalannya kepada ustaz/ustazah pembimbingnya masing-masing.

     Waktu itu, saya diutus oleh ustazah untuk mengulang hafalan saya mulai dari juz 1. Tak terasa akan kenaikan kelas XI ternyata saya hanya mendapatkan 6 juz. Ini masih jauh dari target. Sebenarnya saya menargetkan hafalan satu tahun dapat 10 juz. Tapi tak masalah akan hal itu, intinya saya bertekat jika lulus dari MAN, hafalan saya juga harus sudah selesai atau khatam.

     Lalu bagaimana bisa mewujudkannya? Di satu sisi sekolah fullday setiap hari kecuali hari Ahad, kegiatan ma’had juga lumayan padat, belum lagi yang mengikuti organisasi yang ada di sekolah ataupun di ma’had. Sebenarnya semua orang bisa melakukan, selagi ada niat dan kemauan. Sebagai siswa, saya harus pandai-pandai me-manage waktu dengan baik. Kapan waktunya belajar, kapan waktunya buat setoran hafalan, kapan waktunya istirahat, kapan waktunya bercanda dengan teman, dan lain-lain.

     Masih seperti siswa pada umumnya. Saya juga suka mengeluh dan menangis dengan apa yang terjadi, ingin menyerah tidak mau melanjutkan hafalan pun sudah pernah terlintas di benak saya. Namun, dorongan dan semangat dari orang tua, para guru serta teman-temanlah yang membuat saya bertahan.